Bersinar Bersama Bu Sinar
Ada twit dari kang @ridwankamil yang cukup menggelitik :
studi di Inggris, mereka2 yg jadi relawan/komunitas aksi2 kebaikan, ternyata hidupnya makin sehat dan juga makin langsing.
Kebetulan saya juga baru aja ketemu dan kenalan ama Bu Sinar sehari sebelumnya.
Siapakah Bu Sinar ini???….
Bu Sinar ini adalah salah satu Koordinator anak-anak yatim yang diundang ke acara Buka Puasa bersama di kantor. Saya sangat excited
ketemu dengan Bu Sinar dan ngobrol panjang lebar. Di usianya yang sepuh
beliau masih sehat banget dan semangat bercerita tentang Kelompok
Belajar yang dibentuk bersama beberapa tetangga di lingkungannya, dan
setahu saya lingkungan itu lingkungan kumuh di Kota Medan. Kegiatan mereka
bervariasi, dari mulai belajar bersama, jalan-jalan ke museum, sampai
diundang ke Hari Anak Internasional buat ngikutin lomba yang diadain
mahasiswa Fakultas Psikologi USU.
Ketika saya berbincang dengan Bu Sinar, memang ada sinar dan
semangat di muka beliau yang sudah sepuh ini pas nyeritain tentang
anak-anak,kegiatan bahkan kesulitan dana dan tenaga pengajar yang beliau
alami. Dan yang bikin saya makin kena banget ama auranya bu Sinar adalah
bahwa beliau bukan orang yang muda dan mampu.
Bu Sinar adalah salah satu contoh orang yang peduli untuk berbagi, bahkan ketika tidak ada harta yang bisa untuk dibagi.
Yang patut buat saya syukuri adalah sekarang ini di Indonesia semangat
untuk berbagi semakin tinggi, apalagi dengan perkembangan informasi,
dimana berbagi pun bisa disosialisasikan melalui twitter dan facebook.
Sebagai contoh ada Indonesia Mengajar dan Indonesia Setara atau yang
baru saya tahu ada Red Nose Foundation yang merupakan yayasan sirkus untuk
anak-anak yang menderita sakit atau kurang mampu.
Bahkan ada lho gerakan mengumpulkan sepatu untuk anak-anak sekolah, orang Indonesia emang jagonya kreatif…bangga.
Fenomena gerakan kepedulian ini notabene banyak datang dari anak-anak
muda (saya masih bisa disebut muda kan) menunjukan kalau emang anak muda
itu benar-benar motor buat perubahan. Saya sangat excited ketika ketemu orang -orang yang punya misi dalam hidupnya, kita bakal merasa
bahwa hidup ternyata gak sesempit antara pekerjaan dengan cinta, tapi
ada sesuatu yang juga perlu dikejar,yaitu berbagi dengan sesama. Kalau
menurut ajaran agama saya, Islam, sebaik-baiknya orang itu yang paling
bermanfaat bagi orang lain, see……. ;)
Kalau dulu mungkin kita cuman kenal Badan-Badan bentukan UN, sekarang
banyak banget NGO-NGO yang dibentuk dan punya bidang masing-masing.
Seru juga kayaknya kerja disini..(masih ngarep kerja di UNICEF)
Mungkin yang belum punya kesempatan bergabung di NGO-NGO nasional
maupun internasional, banyak juga lho komunitas-komunitas kecil yang
bisa kita kembangkan.Yang saya tahu siy ada Sahabat Anak, YCAB, Sahabat
Kota, pokoknya banyaaaak kalau sekarang mah.
Misalkan kita belum punya network bisa juga subscribe di Count Me In,yang dikelola sama koran The Jakarta Globe. Info-info komunitas mana yang lagi butuh volunteer bakalan dikirim lewat email.
Ini alamatnya : http://www.thejakartaglobe.com/pages/countmein/#1
Sebelum kita bergabung di komunitas tersebut , ya kita harus tau punya passion dimana. Apakah di bidang kesehatan, pendidikan atau apapun yang menarik perhatian dan jiwa raga…cieeehhh.
Kalau yang saya rasain sih, karena saya punya passion di anak-anak dan buku, ketika ada hal yang saya share,
ada kebahagiaan yang gak bisa saya jabarin rasanya. Apalagi pekerjaan saya
sebagai auditor kadang-kadang mematikan rasa dan meninggikan ego, dan
bentuk sharing ini adalah penyeimbang hidup saya.
Anak-anak panti asuhan waktu di acara kantor
Untuk sekarang sih, saya belum bisa sharing banyak, tapi mudah-mudahan dengan makin bertambah network nanti, makin banyak yang bisa saya sharing. Kebetulan saya dan suami punya rencana bikin PAUD, soalnya saya dan dia sama-sama adore anak-anak.
Maybe saya bisa memulainya dengan jadi asistennya Bu Sinar… ;)
Saya sangat salut pada para relawan, dan saya yakin mereka bekerja krn ikhlas.
ReplyDelete