Exclusive Pumping
ASI
merupakan nutrisi terbaik bagi bayi,yang kandungannya paling baik dari pada
cairan pengganti apapun bagi bayi. Fakta itu membuat saya ingin memberikan ASI
secara eksklusif kepada calon bayi, sehingga saya mulai mencari dokter dan
rumah sakit yang PRO ASI. Rumah Sakit yang melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
menjadi prioritas bagi saya dalam memutuskan untuk memilih RS yang paling
sesuai dengan keinginan saya tersebut. Kondisi kehamilan yang normal dan sehat
membuat saya merasa yakin akan bisa melahirkan secara normal. Ketika itu semua
persiapan kelahiran dan menyusui sudah terasa sempurna dan matang, tinggal
menunggu hari kelahiran tiba saja.
Ketika
hari kelahiran tiba,ternyata kondisinya tidak sesuai dengan apa yang saya
bayangkan sebelumnya. Karena proses persalinan yang sangat lama, bayi saya
lahir dalam kondisi gawat janin sehingga memerlukan perawatan lebih lanjut
tanpa melakukan IMD. Bayi saya harus menjalani perawatan lebih lanjut dan membutuhkan
nutrisi untuk kesehatannya, sementara proses persalinan secara Sectio Caesar
membuat ASI saya belum keluar setetes pun. Agar bayi tetap terpenuhi nutrisinya,
maka RS pun memberikan susu formula suatu hal yang sebenarnya sangat ingin saya
hindari. Saya benar-benar sedih dan panik, hanya kata-kata suster yang membuat
saya semangat, bahwa ASI semakin sering disusukan atau dipompa akan semakin
banyak kuantitasnya. Saya mulai meminjam pompa RS dan memompa ASI saya setiap
dua jam sekali, walaupun hanya setetes saya tetap memberikannya kepada bayi
saya. Karena bayi saya belum bisa menyusu, maka suster menyuapinya dengan
sendok. Kondisi badan yang belum pulih dan stres menyebabkan ASI saya sangat
sedikit walaupun sudah makan berbagai macam makanan pelancar ASI.
Setelah
seminggu berada di ruang perawatan, bayi saya akhirnya dinyatakan sehat dan
diperbolehkan pulang. Namun bayi saya tetap belum bisa menyusu dan minum
campuran ASI dan susu formula. Masalah baru muncul ketika saya menggunakan dot
untuk memberikan susu kepada bayi saya. Bayi saya mengalami bingung puting dan
sama sekali tidak mau menyusu langsung kepada ibunya. Hal ini sungguh sangat
miris karena sebenarnya produksi ASI saya sudah bertambah dan sudah tidak perlu
menggunakan susu formula lagi. Saya
berkali-kali mendatangi konselor laktasi dan melatih anak saya menyusu namun
hasilnya nihil. Bayi saya menjerit-jerit ketika dipaksa untuk menyusu secara
langsung. Kondisi stres membuat produksi ASI saya menjadi sedikit kembali
sampai akhirnya dengan terpaksa saya mengambil keputusan untuk tetap menyusui
anak saya walaupun menggunakan media dot. Bagaimanapun saya sudah dianugerahi
nutrisi yang terbaik, sehingga saya harus berusaha keras untuk tetap bisa
memberikannya kepada bayi saya.
Bukan
hal yang mudah ketika seorang ibu tidak bisa menyusui langsung anaknya. Bukan
hal mudah juga setiap dua jam sekali sepanjang siang sampai malam dan harus
terus memompa ASI. Hal tersulit adalah ketika saya harus kembali bekerja dan
dinas keluar kota. Pekerjaan sebagai auditor membuat saya memiliki waktu yang
sangat sempit untuk memompa ASI dan harus berpisah dengan anak saya untuk sementara
waktu. Saya harus kejar setoran untuk memenuhi stok ASI dan mencuri-curi
kesempatan di sela-sela waktu kerja untuk memompa ASI, sungguh melelahkan.
Rasa
jenuh, lelah dan bosan tentu saja pernah menghinggapi saya tapi ternyata saya
telah berhasil menjalani proses ini selama hampir 8 bulan sampai sekarang. Bayi saya tetap
sehat dan gemuk walaupun tidak menyusui langsung. Menurut saya ini adalah kesuksesan
terbesar saya, ketika saya masih bisa tetap memberikan ASI walaupun dalam
kondisi yang sangat tidak ideal. Bagaimanapun kunci dari semuanya adalah
kemauan keras, tetap ada beribu jalan keluar walaupun ada satu jalan buntu.
You're good Mom...mak...salut dengan kegigihan dan perjuangan dalam memberikan ASI :)
ReplyDeleteMaaf baru membalas... ;) semangat trus ya mak...
Deletehidupp ASI :)
ReplyDeleteSemangat pumping!...Sampai 2 tahun ya! *InsyaAllah
ReplyDeleteAkupun begitu, di jam2 mompa, teman setiaku hanyalah apron dan swing maxi kesayangan, masih bisa klakklik2 dan cukup di depan meja kerja..
Salam kenal ya baby Apath, dari Rinjani :)
Halo mbak putri.. smangat ASI ya... salam kenal juga buat baby Rinjani...
Delete